Berkah itu bukanlah
masalah sedikit atau banyak. Karena berkah sendiri adalah kebaikan yang
bertambah-tambah. Banyak orang yang kaya, gajinya 10 juta, punya mobil,
rumahnya besar, tetapi selalu saja merasa kurang dan merasa gajinya tidak
cukup. Mengapa bisa begitu?? Karena ternyata rumahnya belum lunas, mobilnya
masih kredit, dan istrinya sangat suka belanja di mall tiap pekan.
Ada juga orang yang sangat kaya raya, dia tidak memiliki
hutang, tetapi dia memiliki penyakit yang mengharuskan dia ke rumah sakit
setiap 3 hari sekali dengan biaya yang tidak sedikit.
Tetapi
ada orang yang hidupnya biasa saja, tidak memiliki uang terlalu banyak, gajinya
hanya 1 juta, kalo ke kantor berjalan kaki, tapi hidupnya selalu saja cukup dan
tidak kekurangan. Padahal, gaji yang hanya satu juta tadi, dia buat untuk bayar
kontrakan, menghidupi keluarganya, membiayai anaknya sekolah, tetapi dia merasa
cukup dan tidak merasa kekurangan.
Tahukah
Anda megapa bisa begitu??
Seperti yang Saya
katakan tadi di awal, karena berkah itu bukan masalah sedikit banyak, tetapi
cukup.
Izinkan Saya untuk mengutip tulisan ustadz Salim A Fillah
dalam bukunya yang berjudul Lapis-Lapis Keberkahan. Dalam bukunya, ustadz Salim
menceritakan bagaimana Halimatus Sa’diyah
merasa sangat kelaparan, merasa sangat lemah, begitupun dengan kuda yang
ditunggainya dalam keadaan sangat lemah. Dalam keadaan yang sangat sulit itu,
Halimatus Sa’diyah menawarkan diri untuk menjadi ibu susu bayi laki-laki
bernama Muhammad, karena saat itu tidak ada seorangpun yang bersedia menjadi ibu susu dari bayi laki-laki
ini. Halimatus Sa’diyah tetap menawarkan diri untuk menyusui bayi ini, padahal
dirinya sendiri sedang kelaparan, padahal air susunya tidak dapat keluar karena
tidak ada makanan yang masuk dalam tubuhnya.
Dan, ketika bayi Muhammad mulai dirangkul oleh halimatus
Sa’diyah dan mulai disusui, secara ajaib air susunya keluar, bahkan banyak. Dan
tiba-tiba Halimatus Sa’diyah merasa memiliki energi seolah-olah sudah makan.
Kemudian kuda yang ditungganginya seketika menjadi kuat dan dapat mengeluarkan
susu.
Apa kira-kira yang bisa Anda pelajari dari seorang wanita
bernama Halimatus Sa’diyah?? Ya, seorang wanita yang dalam keadaan sulit masih
memikirkan keadaan orang lain. Inilah salah satu cara yang dapat mendatangkan
keberkahan. Keadaan kekurangan, dalam seketika Allah rubah menjadi sangat
cukup. Ya, ini karena keberkahan. Karena kebaikan yang bertambah-tambah.
Mungkin Anda berpikir apakah semua orang yang kaya atau
memiliki banyak uang, hidupnya tidak berkah??
Tentu tidak seperti itu. Kita bisa belajar dari
Abdurrahman bin Auf. Seorang sahabat Rasulullah yang sangat kaya raya, tetapi
kemudian meninggalkan kekayaan nya agar bisa hijrah bersama Rasulullah ke
madinah.
Apakah
kemudian Abdurrahman bin Auf menjadi miskin?? Tidak,.. Dalam beberapa bulan
saja di Madinah, beliau menjadi kaya kembali dan menghadap Rasulullah sambil
membawa seorang istri.
Gak
kebayang kan, di tempat yang asing, di tempat yang baru, dan dengan orang-orang
yang baru, Abdurrahman bin Auf bisa
menjadi pengusaha sukses dalam hitungan bulan. Kekayaannya kembali hanya dalam
hitungan bulan.
Dari
beliau Saya dan Anda bisa belajar bahwa tidak semua orang kaya kehidupannya tidak berkah. Orang kaya maupun
orang miskin, orang yang memiliki sedikit ataupun banyak uang, sama-sama bisa
memperoleh keberkahan itu.
Tentunya
keberkahan itu akan menghampiri Saya dan Anda, jika kita berjalan dalam aturan
Allah.